KOLTIM, Aspirasisultra.com – Politik identitas memang menjadi bagian dari pola politik yang ada di Indonesia. Maka dari itu, masyarakat khususnya dikolaka Timur diminta bijak dan peka dalam merespons segala bentuk implementasi Politik Identitas yang terjadi di wonua Sorume, apalagi jelang Pilkada 27 November mendatang.
Menurut Irwansyah, pola politik yang marak di Indonesia dan di daerah – daerah, yakni salah satunya penggunaan Politik Identitas dalam pelaksanannya. Sehingga, tak jarang terjadi permasalahan Suku, Ras dan Agama (SARA) selama pelaksanaan Pilkada.
“Hal ini tidak seharusnya terjadi. Sebab, politik identitas merupakan hal yang tidak baik. Karena, dapat memecah belah persatuan antar anak daerah khususnya kelompok minoritas ditatanan sosial masyarakat Kolaka Timur,”jelasnya.
“Pada pelaksaanan kontestasi politik di Kolaka Timur, Alhamndulilah Paslon Asmara merespon isu politik identitas dengan sejuk serta selektif dan ini perlu di contoh oleh paslon lain agar menunjukan perilaku dewasa dalam pelaksanaanya, seperti tidak memunculkan pemahaman -pemahaman yang bisa memojokan sekelompok masyarakat kita,”Sambungnya
Jika hal itu disalah implementasikan, seperti yang selama ini terjadi, maka perilaku tidak toleransi akan terjadi. Maka, sudah seharusnya pola politik identitas tidak semestinya dipertajam.
“Sebab, ditengah pluralitas yang ada di Wonua Sorume ini, sudah seharusnya perilaku saling menghormati dan berloteransi selama kampanye diwujudkan,” ungkapnya.
Laporan : Jumran